Oleh : Fariha Hidayati, S.Pd.
LATAR BELAKANG
Bagaimana mendisiplinkan peserta didik bermula dari menumbuhkan kesadaran dan menumbuhkan motivasi intrinsik pada peserta didik. Bagaimana disiplin dan budaya poisitif yang sudah ada dan menonjol dapat tumbuh dan berkembang menjadi karakter semua warga sekolah. Bagaimana Budaya positif di sekolah yang harus dikembangkan guru untuk mewujudkan karakter atau profil pelajar Pancasila. Serta bagaimana meningkatkan efektifitas komunikasi dua arah yang diciptakan dapat membantu menumbuhkan kesadaran peserta didik agar menjadi pribadi yang berempati dan berbudaya disiplin positif.
Deskripsi Aksi Nyata
Dalam menciptakan budaya positif di sekolah, kita sebgai guru penggerak tidak berdiri sendiri, dibutuhkan sinergitas antar semua pemangku kepentingan di sekolah dalam penerapan pembiasaan positif di sekolah sehingga pembiasaan positif ini akan membudaya dan menjadi suatu kekuatan untuk menerapkan disiplin positif sekolah. Mengapa harus disiplin positif? Ya, karena semua aturan-aturan yang diterapkan ditujukan untuk melahirkan mental-mental disiplin yang berdasarkan kesadaran individunya. Budaya positif akan lahir jika semua pemangku kepentingan sekolah memiliki kesadaran akan pentingnya taat terhadap sebuah aturan. Taat bukan karena ada konsekuensi dibalik semua itu, tapi pembiasaan bermula dari dalam diri. Mulai dari diri yang merupakan ciri dari motivasi intrinsik dimana karakter disiplin yang kuat akan terbentuk.
Penerapan budaya positif erat kaitannya dengan nilai-nilai pofil pelajar Pancasila yaitu: Beriman dan bertakwa pada Tuhan YME, kemandirian, bernalar kritis, kreatif, bersifat kebhinekaan dan bergotong royong. Dimana nilai-nilai itu akan menjadi dasar pembiasaan positif. Ketika pembiasaan positif menjadi karakter maka akan mudah mencetak generasi pelajar Pancasila yang berempati dan kritis yang memiliki daya saing global dengan kreatifitas tanpa batas namun tetap mengusung kebhinekaan dan gotong royong sesama.
Peran guru penggerak dalam menularkan kebiasaan baik kepada guru lain dan peserta didik dalam membangun budaya positif yaitu dengan menguatkan apa yang sudah menjadi budaya dan iklim baik di sekolah. Memunculkan kekuatan, dan menyamarkan yang hal-hal yang bersifat stagnan. Sehingga yang diharapkan semua bergerak untuk menuju perubahan yang signifikan. Dengan berkolaborasi membentuk karakter baik dan menerapkan disiplin positif yang akan menjadi budaya sekolah. Dengan memulainya dari kelas, mulai dengan murid yang diajar, mulai dengan mata pelajaran yang diampu.
Bagaimana menumbuhkan budaya positif di kelas, sehingga menjadi budaya positif di sekolah dan menjadi visi sekolah?. Kelas adalah miniatur dari sekolah, dan sekolah adalah miniatur dari bangsa. Bangsa yang berbudi pekerti baik serta berdisiplin positif bermula dari bangku-bangku di sekolah. Sehingga bagaimana menumbuhkan budaya positif adalah bermula dari kegiatan belajar mengajar di kelas dan upaya guru berinteraksi dengan murid.
Bagaimana menyentuh individu-individu agar berkarakter positif, bisa diawali dengan menciptakan iklim komunikasi dua arah. Membangun komunikasi dua arah, adalah cara efektif mengetahui harapan-harapan dari seorang murid terhadap proses pembelajaran yang dia peroleh dan impikan. Pentingnya mengetahui harapan dan impian murid adalah salah satu Tindakan reflektif dalam proses pembelajaran serta penerapan nilai dan peran guru.
Komunikasi dua arah juga memberikan kesempatan murid bertanya, dengan pembiasaan bertanya disinilah awal mula karakter bernalar kritis akan terbentuk. Komunikasi dua arah juga akan menimbulkan percaya diri pada murid karena merasa dihargai dan didengarkan. Ketika murid memiliki aspirasi dan dapat mengeluarkan pendapatnya itu merupakan suatu apresiasi luar biasa bagi sebuah interaksi guru dan murid. Membangun kercayaan diri murid adalah sangat penting karena dengan kepercayaan diri akan muncul empati. Ketika empati dan karakter lain seperti bernalar kritis muncul sebagai akibat dari sebuah interaksi disitulah akan muncul kreatifitas dan inovasi-inovasi murid. Sehingga karakter dan budaya positif akan dengan sendirinya muncul berawal dari pembiasaan positif di kelas.
Strategi yang dapat dilakukan untuk menerapkan budaya positif di sekolah dengan memanfaatkan sumber yang dimiliki, diantaranya mengaktifkan kegiatan literasi sekolah, sehingga akan berpengaruh pada pola dan kebiasaan dalam belajar. Menerapkan dan membiasakan komunikasi dua arah pada seluruh warga sekolah. Dampak yang ingin dilihat adalah kesadaran berdisiplin positif dan membangun budaya positif dimanapun murid berada. Berawal dari peran guru membudayakan disiplin positif dengan mengubah paradigma disiplin menjadi disiplin positif.
Linimasa tindakan yang akan dilakukan
1. Sosialisasi Budaya positif kepada semua pemangku kepentingan di sekolah
2. Membiasakan komunikasi dua arah antar pemangku kepentingan dalam rangka membangun budaya positif di kelas dan di sekolah
3. Memfasilitasi kesepakatan kelas dan keyakinan kelas
4. Merefleksi kegiatan dalam rangka membudayakan kebiasaan positif di sekolah
Aksi nyata kali ini dalam rangka menumbuhkembangkan budaya positif yang sudah ada disekolah. Mengajak semua pemangku kepentingan untuk senantiasa melestarikan dan menjaga hal-hal baik dan positif agar terus mengakar dan menyeluruh ke semua warga sekolah. Terutama mengimbaskan di kalangan murid atau peserta didik dengan motivasi dan dukungan guru pengampu mata pelajaran. Serta bimbingan wali kelas dalam apresiasi budaya positif dalam dan antar anggota kelas.
Untuk menerapkan pembiasaan budaya positif diperlukan komunikasi dua arah antar pemangku kepentingan, karena konsekuensi bersama terhadap sebuah aturan dalam rangka penerapan disiplin positif tidak akan berhasil tanpa kesadaran penuh dari masing-masing individu. Untuk itu diperlukan kesepakatan bersama di dalam kelas jika lingkupnya guru mata pelajaran dalam satu kelas. Jika kesepakatan dala satu sekolah, berlaku untuk semua pemangku kepentingan di sekolah.
Kontrak belajar, begitu kami biasanya menyebut kesepakatan kelas dan sekarang keyakinan kelas. Biasanya kami menyepakati kontrak belajar setiap awal pertemua perdana, yaitu awal pembelajaran PTM.
Langkah pertama dalam menyusun keyakinan kelas yaitu memberikan pertanyaan pemantik, dimana dalam pertanyaan itu akan muncul harapan-harapan yang diimpikan peserta didik dalam proses pembelajaran atau kelas impian. Karena masih dalam masa pandemic dan pembelajaran PTMT yang diadakan dalam dua sesi. Kelas impian setiap sisi dituliskan di kertas kemudian dibacakan di depan kelas. Setelah angket di rekap kemudian dikelompokkan berdasarkan jenis jawaban, kemudian diambil kesimpulan untuk dijadikan keyakinan kelas.
Agar keinginan-keinginan yang mereka tuangkan dalam angket dapat diwujudkan. Tentunya dengan bekerja sama menentukan formula dari keyakinan kelas, agar memudahkan semua yang terlibat dalam pelaksanaannya.
Hasil dari Aksi Nyata
Respon peserta didik tentu saja merasa senang dan apresiatif, mereka bersemangat melakukan perubahan aturan-aturan kelas. Bersemangat untuk menyepakati draft kesepakatan karena motivasi intrinsik untuk menjadi lebih baik. Tantangannya adalah selalu merefleksi setiap kegiatan siswa sehingga dapat selalu mengingatkan siswa pada keyakinan kelas yang sudah disepakati.
Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan
Budaya positif sudah mulai terbangun dengan ditandai dengan kebiasaan komunikasi dua arah antar semua pemangku kepentingan. Alhamduillah di bulan Februari 2022 pembelajaran sudah PTM 100 % sehingga proses sosialisasi dan pemberian feedback serta pembiasaan positif dapat dilakukan dengan baik.
Rencana Perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang
Rancangan aksi nyata ini akan diteruskan dengan terus melakukan evaluasi pelaksanaan keyakinan kelas yang berpusat pada murid dengan beberapa konten atau isi berisi aspirasi peserta didik. Tahapan refleksi akhir semester akan dijadikan acuan pelaksanaan pembelajaran di semester berikutnya. Dengan mengagendakan kegiatan sharing dan kolaborasi Bersama antar guru mata pelajara.
Mengagendakan untuk mensosialisasikan budaya positif kepada semua pemangku kepentingan. Mengimbaskan disiplin positif pada peserta didik, dan membiasakan selalu komunikasi dua arah dengan peserta didik. Pembiasaan meminta aspirasi dari peserta didik. Dan membiasakan memberi apresiasi terhadap kemajuan dan perkembangan peserta didik atas pencapaiannya membudayakan budaya positif.
Dokumentasi
- Sosialisasi Kegiatan Aksi Nyata Modul 1.4 Tentang Budaya Positif Kepada Kepala Sekolah


- Diseminasi Materi Budaya Positif kepada seluruh ust ustd SD Islam Sabilillah
Jenjang Kelas 1 dan 2 disampaikan oleh Ustd Yanti dan Ustd Ninik
Jenjang Kelas 3 dan 4 disampaikan oleh Ustd Lina dan Ustd Yanti
Jenjang Kelas 5 dan 6 disampaikan oleh ust Rini dan Ustd Fina








- Penyusunan Keyakinan Kelas





