Oleh : Nur Diana Rosyida, S.Pd.


Panduan Pertanyaan untuk membuat Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antarmateri):
- Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?
Pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil.Semboyan terkenal yang di cetuskan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangunkarsa, Tut Wuri handayani, yang memiliki makna bahwa pada saat seorang pemimpin berada di depan, maka dia harus bisa memberikan tauladan. Pada saat berada di tengah, maka dia harus bisa membangun motivasi/semangat. Dan pada saat berada di belakang, maka seorang pemimpin haruslah bisa memberikan dukungan atau motivasi.
Sebagai seorang pendidik dan pemimpin pembelajaran maka kita harus menyadari bahwa setiap anak lahir di dunia ini dengan membawa kodratnya masing-masing. Dan sebagai guru tugas kita adalah menuntun dan mengarahkan segala kodrat yang ada pada masing-masing anak didik kita. Kita hanya bisa mengarahkan dan memberikan dorongan, supaya mereka tidak kehilangan arah pada saat mereka berproses. Kita berikan mereka kebebasan dan kemerdekaan dalam belajar sehingga hal ini akan berdampak pada saat mereka belajar untuk mengambil sebuah keputusan yang tepat dan bertanggungjawab.
Sebagai pemimpin pembelajaran, guru haruslah menjadi sosok yang bisa mengambil keputusan yang berpihak pada murid dengan menerapkan 4 Paradigma Pengambilan Keputusan, 3 Prinsip dalam menyelesaikan dilemma, dan 9 langkah Pengambilan dan Pengujian Keputusan untuk mewujudkan merdeka belajar dan menciptakan ekosistem pembelajaran yang nyaman dan aman buat siswa.
- Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang pendidik, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang diambil dalam pengambilan suatu keputusan. Sebagai seorang pendidik seharusnya kita memiliki nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri kita. Nilai kebijakan universal seperti Keadilan, Tanggung Jawab, Kejujuran, Rasa Bersyukur, Lurus Hati, Berprinsip, Integritas, Kasih Sayang, Rajin, Komitmen, Percaya Diri, Kesabaran, Kebaikan, Disiplin, Toleransi, Gotong royong dan kebaikan lainnya. Nilai-nilai tersebut akan sangat berpengaruh pada saat seorang pendidik mengambil sebuah keputusan. Karena nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita akan mendasari pemikiran kita dalam mengambil sebuah keputusan yang mengandung dilema Etika. Sebagai seorang Pemimpin Pembelajaran, seorang pendidik haruslah memiliki nilai kebajikan universal dalam diri mereka sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dan berpihak pada murid.
- Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.
Kegiatan terbimbing yang kami lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang diberikan fasilitaor dan pembimbing sudah sangat membantu saya dalam memahami materi dan menerapkan ketrampilan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan menerapkan empat paradigm, 3 prinsip dan 9 lengkah pengambilan keputusan dan melakukan pengujian terhadap pengambilan keputusan yang telah kita ambil pada sebuah kasus dilemma etika. Fasilitator memberikan arahan agar bagaiaman kita mebedakan permasalahan itu termasuk dilemma etika atauakah bujukan moral. Kalau dilemma etika maka pengambilan keputusan menggunakan strategi 4,3,9 dalam kita melakukan pengambilan keputusan yang berpihak kepada murid. Selain itu, juga melakukan uji kebenaran apakah keputusan yang kita ambil itu sudah berdasarkan pada nilai-nilai kebijakan universal, apakah keputusan tersebut juga sudah mengutamakan keberpihakan kepada banyak orang dan bisa dipertanggungjawabkan.
- Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya berpengaruh dalam pengambilan keputusan karena dalam proses pembelajaran guru.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar seorang guru berperan sebagai pendidik, mengajar dan membimbing, pembaharu (innovator), sebagai model dan teladan, motivator dan pendorong kreativitas, sebagai aktor.
Peran guru sebagai pendidik merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat.
Peran guru sebagai pembimbing dituntut untuk mampu mengidentifikasi Peserta didik yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau masih dalam batas kewenangannya, harus membantu pemecahannya (remedial teaching).
peranan guru sebagai motivator adalah: a) Bersikap terbuka, dalam arti guru harus melakukan tindakan yang mampu mendorong kemauan murid untuk mengungkapkan pendapatnya, menerima Peserta didik dengan segala kekurangan dan kelebihannya, mau menanggapi pendapat Peserta didik secara positif, dalam batas tertentu berusaha memahami kemungkinan terdapatnya masalah pribadi dari Peserta didik, menunjukkan perhatian terhadap permasalahan yang dihadapi Peserta didik, dan menunjukkan sikap ramah serta penuh pengertian terhadap Peserta didik. b) Membantu Peserta didik agar mampu memahami dan memanfaatkan potensi yang ada pada dirinya secara optimal, dalam arti guru harus mampu memberikan gambaran tentang kemampuan dan kelemahan para Peserta didiknya, mendorong Peserta didik untuk sekali waktu mengungkapkan perasaannya, membantu Peserta didik agar memiliki rasa percaya diri dan memiliki keberanian dalam membuat keputusan
Dalam menjalankan perannya tentunya Guru tidak lepas dengan permasalahan yang berhubungan dengan dilemma etika. Dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan dilemma etika, seorang guru harus memiliki kompetensi sosial emosional. Karena dengan memiliki ketrampilan mengelola social emosial tersebut maka seorang guru akan bisa mengambil sebuah keputusan secara sadar (mindfulness) dan penuh pertimbangan. Dengan demikian, keputusan yang diambil merupakan keputusan yang bisa dipertanggungjawabkan.
- Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.
Sekolah adalah ‘institusi moral’ yang dirancang untuk membentuk karakter para warganya. Seorang pemimpin di sekolah tersebut akan menghadapi situasi di mana mengambil suatu keputusan yang banyak mengandung dilema secara Etika, dan berkonflik antara nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar. Keputusan-keputusan yang diambil di sekolah akan merefleksikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh sekolah tersebut, dan akan menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah.
Dalam pengambilan suatu keputusan, seringkali kita bersinggungan dengan prinsip-prinsip etika. Etika di sini tidak berkaitan dengan preferensi pribadi seseorang, namun merupakan sesuatu yang berlaku secara universal. Seseorang yang memiliki penalaran yang baik, sepantasnya menghargai konsep-konsep dan prinsip-prinsip etika yang pasti. Prinsip-prinsip etika sendiri berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati dan disetujui bersama, lepas dari latar belakang sosial, bahasa, suku bangsa, maupun agama seseorang. Nilai-nilai kebajikan universal meliputi hal-hal seperti Keadilan, Tanggung Jawab, Kejujuran, Bersyukur, Lurus Hati, Berprinsip, Integritas, Kasih Sayang, Rajin, Komitmen, Percaya Diri, Kesabaran, dan masih banyak lagi
- Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Hal yang penting dalam pengambilan keputusan adalah sikap yang bertanggung jawab dan mendasarkan keputusan pada nilai-nilai kebajikan universal. Dalam pengambilan suatu keputusan, seringkali kita bersinggungan dengan prinsip-prinsip etika. Etika di sini tidak berkaitan dengan preferensi pribadi seseorang, namun merupakan sesuatu yang berlaku secara universal. Seseorang yang memiliki penalaran yang baik, sepantasnya menghargai konsep-konsep dan prinsip-prinsip etika yang pasti. Prinsip-prinsip etika sendiri berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati dan disetujui bersama, lepas dari latar belakang sosial, bahasa, suku bangsa, maupun agama seseorang. Nilai-nilai kebajikan universal meliputi hal-hal seperti Keadilan, Tanggung Jawab, Kejujuran, Bersyukur, Lurus Hati, Berprinsip, Integritas, Kasih Sayang, Rajin, Komitmen, Percaya Diri, Kesabaran, dan masih banyak lagi
- Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus dilemma etika di lingkungan sekolah tidak mengalami kesulitan karena sekolah sudah menerapkan nilai-nilai kebijakan yang dapat dijadikan pedoman dalam pengambilan keputusan dan Standar Operasional Sekolah yang sudah dipahami oleh seluruh warga sekolah terutama guru dan tenaga pendidik
- Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
Pengambilan keputusan berpengaruh terhadap pengajaran yang memerdekan murid karena dalam mengajar guru haruslah memahami kebutuhan setiap murid. Kebutuhan murid inilah yang dapat dijadikan pedoman dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil oleh seorang Pemimpin Pembelajaran dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Oleh karena itu keputusan yang diambil oleh seorang Pemimpin Pembelajaran haruslah mempertimbangkan kebutuhan murid, potensi yang dimiliki oleh murid serta bisa mengembangkan potensi tersebut.
- Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Dalam mengambil keputusan seorang pemimpin pembelajaran berdasakan pada nilai-nilai kebajakan universal dan berpihak pada murid serta menerapkan langkah-langkah dalam pengambilan keputusan dan pengujian hasil keputusan serta pengambilan keputusan dibuat dalam keadaan sadar mainfullness agar keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan.
- Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan akhir yang dapat diambil Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran terkait dengan modul sebelumnya adalah merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, yaitu pendidikan bertujuan untuk menuntun murid mencapai kebahagiaan dan keselamatan hidupnya. Baik untuk dirinya sendiri maupun di masyarakat. Sesuai dengan Pratap triloka yang di cetuskan oleh Ki hajar Dewantara dengan semboyannya.bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun segala proses dan potensi anak. Dalam menuntun murid, seorang pendidik akan dihadapkan berbagai permasalahan yang berhubungan dengan dilemma etika, dalam pengambilan keputusan dipernlukan nilai-nilai kebijakan universal sebagai bentuk nilai karakter yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dan berpihak pada murid.