(Sri Umami, S.Pd.I)
Potensi setiap anak pasti berbeda-beda, bahkan kemampuan orang tuanya belum tentu bisa dimiliki oleh sang anak, bisa jadi anak adalah orang pertama dalam keluarga yang memilki potensi yang belum diiliki keluarga, seperti bermain drum, bermain piano, maupun menggambar. Potensi dan bakat anak muncul sangat beragam.
Mengenal dan memahami potensi anak adalah hal yang sangat penting untuk kehidupan anak di masa depan. Sudah seharusnya pihak sekolah atau guru dapat mengenali potensi anak sebelum anak menginjak masa dewasa. Tidak hanya dari pihak sekolah, orang tua juga harus bisa bekerja sama dengan pihak sekolah untuk membantu mengembangkan potensi anak.
Kesukaan dan hobi anak bisa kita perhatikan, biasanya sesuatu hal yang menjadi kesukaan atau hobi anak bisa dijadikan acuan untuk mengetahui potensi yang dimilikinya. Perhatikan aktivitas yang dilakukan anak, bisa dari hobi, kesukaan, kebiasaan sehari-hari baik di rumah maupun di sekolah. Bebaskan anak mengeksplorasi semua kesukaannya selama hal itu positif dan tidak merugikan anak. Kita sebagai pendidik atau orag tua tidak boleh menekan atau membatasi kegiatan anak, karena bisa menghalangi anak untuk mengembangkan dan memperdalam potensi yang dimilikinya, dan yang terpenting adalah tetap mengawasi setiap kegiatan anak.
Selanjutnya, berkomunikasi dan sering mengajak anak diskusi adalah kesempatan untuk mengenal potensi anak. Tunjukkan perhatian pada anak tetapi dalam batas yang wajar dan tidak berlebihan, orang tua dan guru perlu menyediakan waktu untuk berdiskusi dengan anak untuk mengetahui apa bakat yang dimiliki anak. Komunikasi yang positif bisa membentuk ikatan emosional yang baik, sehingga bisa mendekatkan hubungan anak dengan orang tua maupun anak dengan guru.
Bergaul dengan teman juga bisa mengetahui potensi anak, jagan halangi anak untuk bergaul dengan teman sebayanya, berikan kesempatan bermain dilingkungan rumah maupun sekolah. Ketika bergaul, tanpa kita sadari anak dapat saling menunjukkan potensi dan bakat yang dimilikinya. Cara ini juga bisa digunakan untuk saling bercerita dengan teman sebayanya, mengenai hobi dan kegiatan yang menjadi kesukaannya. Akan tetapi, peran orang tua dan guru tetap diperlukan untuk mengamati kebiasaan anak saat bergaul dengan teman-temannya, baik teman yang ada di rumah maupun teman yang ada di sekolah.
Tidak hanya bergaul dengan teman, bahkan dengan mengikuti kompetisi atau perlombaan bisa menunjang orang tua dan guru untuk mengetahui kompetensi anak. Cobalah ikutkan anak dalam beberapa perlombaan yang ada di sekolah maupun di kegiatan lainnya. Tetapi ingat!! Jangan sesekali memaksakan dan membuat anak tertekan dengan tuntutan lomba yang sebenarnya anak tidak mau, perlu ajak anak untuk berdiskusi dan harus dengan persetujuan anak. Hasil perlombaan juga memiliki pencapaian tertinggi yang dapat menjadi ukuran bahwa potensi anak sangat dominan pada suatu kegiatan. Guru dan orang tua tidak perlu target yang tinggi, karena bisa membuat anak menjadi tertekan dan tidak percaya diri, cukup berikan dukungan positif yang dapat membuat anak percaya diri dan yakin bisa melakukannya. Sehingga anak merasa senang tanpa ada beban ketika mengikuti perlombaan atau kegiatan apapun.
Untuk mengenali potensi anak, mungkin harus ada kondisi khusus yang dapat mendorong bakatnya muncul. Satu diantaranya yaitu dengan mengajarkan arti bekerja keras dalam memperoleh suatu apapun. Misalnya, sebelum anak meminta untuk dibelikan mainan, orang tua atau guru dapat meminta anak untuk menyelesaikan tugas rumah atau tugas sekolah terlebih dahulu, seperti mengerjakan PR, merapikan kamar, menyapu kelas, dll.
Orang tua juga perlu berdiskusi dengan guru di sekolah untuk mengetahui potensi anak, terutama wali kelas. Karena, wali kelas sangat berperan dalam mendidik dan mengawasi siswa selama proses belajar mengajar di sekolah. Selain itu, wali kelas juga memahami dan mengetahui apa saja yang menjadi kelemahan dan kelebihan anak. Lakukan secara rutin untuk berkomunikasi dengan wali kelas untuk mengetahui perkembangan dan potensi anak ketika berada di sekolah.
