Oleh : Niamatul Laily, S.Pd. (Ustadzah Nikmah)
Pastinya kita semua mempunyai keinginan dan harapan berupa doa yang selalu kita panjatkan. Di antara syarat diterimanya doa adalah apabila dilaksanakan dengan penuh harapan dan tidak berputus asa. Belum terkabulnya doa seorang hamba, padahal ia telah berulang-ulang berdoa jangan sampai menjadikannya putus asa, karena Allah berfirman:
{ وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ } Artinya : Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Aku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al Baqarah: 186)
Jika saya ingat masa itu saya berasa kembali merasakan kehangatan perjuangan seorang Bapak untuk bisa mengantarkan putrinya menuju kesuksesan dalam menggapai cita dan keinginan putrinya. Saya memang tak seperti teman teman yang lain yang saat itu kebanyakan dari mereka masih menempuh pendidikan S1 semester 4. Saya memahami keterbatasan kemampuan orang tua saya. Bapak dan ibu yang setiap harinya ber jualan nasi di warung penghasilannya pun tak menentu, namun Alm. Bapak selalu yakin mengingat wejangan Romo Yai Mannan saat itu pernah ngendikan ”nek njenengan nyekolahno utowo mondokno putra putri njenengan insyaAllah enten mawon rejekine”. Dan Alhamdulillah memang selalu saja ada rejeki setiap kali dibenturkan dengan rincian biaya pendidikan 3 putra putrinya.
Tahun 2004 Saya sengaja mengambil prodi Bahasa Inggris D2 di Pare Kediri saat itu yang kebetulan bisa ditempuh 1 tahun. Di sini saya bersyukur, Tahun 2005 saya bisa melewati langkah pertama ini. Selanjutnya saya pulang kembali ke Surabaya.
Tahun 2006 bermodal Sertifikat dan ijazah D2 serta kemampuan Bahasa Inggris yang saya pelajari, saya diterima bekerja menjadi salah satu pengajar di lembaga kursus Bahasa Inggris BEC (Basic English Course) di Rungkut Surabaya saat itulah pertama kali saya bekerja. Saya juga mengisi kelas ekstra Bahasa Inggris di sebuah Sekolah Dasar Negeri Kali Rungkut selama satu setengah tahun. Saya berkesempatan juga mengisi program Bahasa di sebuah pesantren Maskumambang Gresik selama tiga bulan. Berbekal pengalaman itulah saya memiliki angan dan tertantang menjadi guru di lembaga formal khususnya di sekolah.
Tahun 2008 saya berangkat dari Surabaya ke Sidoarjo menerima panggilan untuk mengikuti tes menjadi guru/karyawan di SD Islam Sabilillah. Menjadi guru di SD Islam Sabilillah memang bukan perkara yang mudah, kita harus mengikuti serangkaian tes dengan banyaknya peminat untuk bisa di sekolah ini. Sampai pada tes wawancara. Saya masih ingat betul interview langsung dengan Bapak Ir. KH. Taat Budi Utomo (owner TPI Sabilillah). Kesan pertama saya terhadap Bapak memang begitu berkharisma berwibawa dan bersahaja. Terus terang sepanjang kami berkomunikasi tidak jarang Beliau mengajak speak English dari membaca CV saya dan menanyakan beberapa hal kepada saya. Dan pada akhirnya hasil tes saya diterima. Alhamdulillah saya diberi kesempatan mengikuti masa percobaan. Saya tidak sendiri kami saat itu ada kurang lebih 15 calon guru yang mengikuti training. Kami dibekali materi keterampilan dasar mengajar dan lain sebagainya selama masa training tiga bulan saat itu dan Alhamdulillah masih aktif sampai sekarang ada Ustd. Fitria, Ust. Ayung, Ustd. Fina, dan saya. Alhamdulillah Allah iijabah dan Ridhoi doa saya sampai turunlah surat keputusan No. 11/SK/SAB.VII/2008 pada tanggal 1 Juli 2008 saya ditetapkan menjadi pengajar dan bagian dari keluarga besar Sd Islam Sabilillah Sidoarjo. Semua itu tidak luput berkat doa ibu dan Alm. Bapak.
Pertama kali saya mengajar ditempatkan sebagai partner mengajar di kelas 1D dengan Ustd. Luluk (almh). Beliaulah guru yang pertama kali saya lihat, belajar dari cara beliau mengajar, dan menangani beberapa siswa yang istimewa. Pada saat itu kepala sekolah dipimpin oleh ustadzah Dra. Hj. Nurul Choirul Niswatin yang lebih akrab kami panggil Ustadzah Anis. Kesan saya pertama kali pada beliau mengingatkan saya pada ibu saya sendiri karena dari segi usia selisih satu tahun lebih muda dari ibu saya. Ustd.Anis itu sangat terbuka terhadap masukan dan perhatian pada ustadz ustadzah. Mengingat pendidikan terakhir saya saat itu masih D2 Beliau menyarankan saya untuk lanjut mengikuti kuliah S1 PGSD yang diselenggarakan oleh Universitas Terbuka. Alhamdulillah saya pun mengikuti saran beliau dan bisa lanjut kuliah di setiap hari Sabtu dan Minggu.
Salah satu doa yang saya minta di lima belas tahun yang lalu terjawab sudah. Berada di tempat ini yang sampai saat ini saya masih dedikasikan diri saya untuk belajar, mengajar dan bekerja di sini. Entahlah sejak pertama kali saya menginjakkan kaki memasuki gerbang SD Islam Sabilillah dengan membawa map berisi surat permohonan menjadi pengajar saya sudah merasa jatuh hati dan merasa klik. Lebih tepatnya jatuh cinta pada pandangan pertama, ciye… Apalagi saat saya sampai dalam ruang Admin untuk menyerahkan surat permohonan saya, nuansa pertama kali yang saya lihat dan rasakan mengingatkan suasana di mana saya terbiasa mendengar dan memanggil ustadz dan ustadzah di Singosari saat itu. Begitu teduh dan islami. Ya, saya masih ingat betul saat itu saya dilayani oleh ustd. Venny dan Ust. Khoir. Pelayanan yang begitu ramah meninggalkan kesan yang hangat. Pantas saja jika SD Islam Sabilillah ini menjadi sekolah favorit dan Pioner sekolah full day pertama di Sidoarjo.
Lingkungan kerja sangat mempengaruhi gaya hidup dan kualitas seseorang. Saya sangat bangga bisa berada di lingkungan ini, menjadi bagian dari keluarga besar SD Islam Sabilillah sampai saat ini. Saya bisa terus belajar banyak dari teman-teman ustadz dan ustadzah yang kaya ilmu, kreatif, dan inovatif. Kathryn Minshew, CEO dari situs The Muse, portal informasi lowongan kerja dan bimbingan karier, mengatakan bahwa pekerjaan menjadi yang terbaik ketika mendatangkan kebahagiaan pada karyawan yang bersangkutan.
Saya yakin sampai detik ini pun teman teman, ustadz dan ustadzah pun memiliki kesan masing masing sehingga ada alasan tersendiri memilih bertahan dan istiqomah belajar, mengajar dan bekerja di sini. SD Islam Sabilillah bagi saya mbarokahi. Ketulusan dan kecintaan kita dengan apa yang kita kerjakan, insyaAllah menjadi nilai ibadah. Aamiin.