SYARAT MENCARI ILMU

Oleh : Fitrotun Nufus, M.Pd.I. (Ustadzah Nufus)

اَلاَ لاَتَنَالُ الْعِلْمَ اِلاَّ بِسِتَّةٍ # سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبِيَانٍ

ذُكَاءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍ وَبُلْغَةٍ # وَاِرْشَادُ اُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍ

Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang bisa menghantarkan pemiliknya pada ketaqwaan kepada Allah Subhanahu Wataala, ilmu yang bermanfaat adalah nur ilahi yang hanya diperuntukkan bagi hamba-hambanya yang soleh, ilmu manfaat inilah yang tidak mungkin bisa didapat kecuali dengan adanya 6 syarat yang harus di lengkapi para pencarinya, adapun 6 syarat tersebut adalah:

1. Cerdas

Artinya kemampuan untuk menangkap ilmu, bukan berarti IQ harus tinggi, walaupun dalam mencari ilmu IQ yang tinggi sangat menentukan sekali, asal akalnya mampu menangkap ilmu maka berarti sudah memenuhi syarat pertama ini, berbeda dengan orang gila atau orang yang ideot yang memang akalnya sudah tidak bisa menerima ilmu maka sulitlah mereka mendapatkan ilmu manfaat, namun perlu diingat bahwa kecerdasaan adalah bukan sesuatu yang tidak bisa meningkat, kalau menurut orang-orang tua, akal kita adalah laksana pedang, semakin sering di asah dan dipergunakan maka pedang akan semakin mengkilat dan tajam, adapun bila didiamkan maka akan karatan dan tumpul, begitu pula akal kita semakin sering dibuat untuk berfikir dan mengaji maka akal kita akan semakin tajam daya tangkapnya dan bila dibiarkan maka tumpul tidak akan mampu menerima ilmu apapun juga.

2. Semangat

       Artinya sungguh-sungguh dengan bukti ketekunan, mencari ilmu tanpa kesemangatan dan ketekunan tidak akan menghasilkan apa-apa, ilmu apalagi ilmu agama adalah sesuatu yang mulia yang tidak akan dengan mudah bisa didapatkan, oleh karenanya banyak orang mencari ilmu tapi yang berhasil sangat sedikit dibanding yang tidak berhasil, kenapa? Karena mencari ilmu itu sulit, apa yang kemarin dihafalkan belum tentu sekarang masih bisa hafal, padahal apa yang dihafal kemarin masih berhubungan dengan pelajaran hari ini, akhirnya pelajaran hari inipun berantakan karena hilangnya pelajaran kemarin, maka tanpa kesemangatan dan ketekunan sangat sulit kita mendapatkan apa yang seharusnya kita dapatkan dalam tholabul ilmi.

3. Sabar

       Artinya tabah menghadapi cobaan dan ujian dalam mencari ilmu, orang yang nencari ilmu adalah orang yang mencari jalan lurus menuju penciptanya, oleh karena itu syetan sangat membenci pada mereka, apa yang dikehendaki syetan adalah agar tidak ada orang yang mencari ilmu, tidak ada orang yang akan mengajarkan pada umat bagaimana cara beribadah dan orang yang akan menasehati umat agar tidak tergelincir kemaksiatan, maka syetan sangat bernafsu sekali menggoda pelajar agar gagal dalam pelajarannya, digodanya mereka denga suka pada lawan jenis, dengan kemelaratan, dan lain-lain.

4. Biaya

       Artinya orang menuntut ilmu perlu biaya seperti juga setiap manusia hidup yang memerlukannya, tapi jangan di faham harus punya uang apalagi uang yang banyak, biaya disisni hanya kebutuhan kita makan minum sandang dan papan secukupnya, pun tidak harus merupakan bekal materi, dalam sejarah kepesantrenan dari zaman sahabat nabi sampai zaman ulama terkemuka kebanyakan para santrinya adalah orang-orang yang tidak mampu, seperti Abu Hurairoh sahabat Nabi seorang perowi hadist terbanyak adalah orang yang sangat fakir, Imam Syafi’i adalah seorang yatim, dan banyak lagi kasus contohnya, biaya disini bisa dengan mencari sambil khidmah atau bekerja yang tidak mengganggu belajar.

5. Petunjuk Ustadz

       Artinya orang mengaji harus digurukan tidak boleh dengan belajar sendiri, ilmu agama adalah warisan para nabi bukan barang hilang yang bisa dicari di kitab-kitab. Kita bisa melihat sejarah penurunan wahyu dan penyampaiannya kepada para sahabat, betapa Nabi setiap bulan puasa menyimak Al Quran kepada Jibril dan sebaliknya, kemudian Nabi menyampaikan kepada para sahabat, sahabat menyampaikan kepada para tabi’in, lalu para tabi’in dan seterusnya kepada para ulama salaf, lalu ulama muta’akhirin dan seterusnya sampai pada umat sekarang ini, jadi ilmu yang kita terima sekarang ini adalah ilmu yang bersambung sampai Nabi dan sampai kepada Allah SWT, jadi sangat jelas sekali bahwa orang yang belajar harus lewat bimbingan seorang guru, guru yang bisa menunjukkan apa yang dikehendaki oleh sebuah pernyataan dalam sebuah ayat atau hadis atau ibarat kitab salaf, karena tidak semua yang tersurat mencerminkan apa yang tersirat dalam pernyataan.

6. Lama

       Artinya orang yang belajar perlu waktu yang lama, lama disini bukan berarti tanpa target, sebab orang belajar harus punya target, tanpa target akan hampa dan malaslah kita belajar.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.